Bogor, MGA – Konsep sosialisasi ular tangga demokrasi oleh bawaslu Kota Bandung yang diadopsi hampir seluruh kota dan kabupaten di jawa barat, Juga akan dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Bogor pada tanggal 11 November 2022 mendatang dikritik Sekretaris umum GmnI Bogor.
Menurut bung Yunandra, Bawaslu merupakan rahim pemimpin bangsa, sesuai amanat UU no 7 tahun 2017 tentang pemilu: bawaslu diberikan kewenangan penuh atas terlaksananya pemilu di Indonesia. Jadi dapat dipastikan bahwa bawaslu menanggung beban moril yang sangat besar dalam mencerdaskan masyarakat untuk dapat mengartikan apa itu pemilu dan apa itu demokrasi, artinya dalam sosialisasi pemilu yang dilaksanakan oleh bawaslu haruslah menggunakan pendekatan literasi yang kuat.
“Ular tangga demokrasi apakah mampu menjadi idemeter masyarakat? Artinya melalui games seperti itu apakah bawaslu kota bogor dapat memastikan masyarakat mengerti apa itu demokrasi?”
Oleh karna itu, yunandra mengingatkan Bawaslu Kota Bogor agar lebih cerdas dalam memilih pola pengajaran yang terukur juga sesuai dengan kapasitas dari masyarakat, mengingat pemilu adalah momentum yang akan menentukan nasib masyarakat Kota Bogor kedepannya.
“Kita lihat kerja-kerja bawaslu yang demikian, sungguh amat mengecewakan. 5 tahun masa jabatan bukan hal yang sulit untuk merumuskan metode pembelajaran untuk masyarakat, bukan malah memilih games yang tidak jelas seperti itu”
Artikel : GMNI Bogor