Home / Nasional

Sabtu, 14 Mei 2022 - 20:43 WIB

Mengenang Ibu Agung Hj Fatmawati, Puan: Nenek Sekaligus Inspirasi

JURNALISWARGA.ID, JAKARTA – Tepat hari ini, 42 tahun lalu, Indonesia kehilangan ibu negara pertamanya, Fatmawati. Ia meninggal pada tanggal 14 Mei 1980 pada usia 57 tahun di Kuala Lumpur, Malaysia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekkah. 

Cucu Fatmawati, Puan Maharani, mengenang neneknya itu sebagai sosok yang membanggakan.

“Ibu Fatmawati selain menjadi kebanggaan keluarga kami, beliau juga adalah sosok kebanggaan masyarakat Bengkulu, dan kebanggaan bangsa Indonesia,” kata Puan, Sabtu (14/5/2022).

Puan pun selalu menjadikan sosok Fatmawati sebagai inspirasi.

Perjuangan Fatmawati yang mendukung Soekarno dalam memproklamirkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dinilai Puan tak hanya sekedar pengabdian istri kepada suami, namun juga seorang warga kepada negara dan bangsanya.

“Salah satu cerita yang paling menginspirasi dari Ibu Fatmawati adalah bagaimana ia turut menjahit bendera merah putih, yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan,” kata mantan Menko PMK ini.

Baca Juga:  PT. SBP Berdayakan Masyarakat Khusus Lingkar Tambang Melalui Program CSR Dan Dana PPM

Puan mengisahkan, saat itu untuk mendapatkan bahan kain merah dan putih dalam ukuran sebesar bendera bukan lah hal yang mudah.

Barang-barang eks impor semuanya berada di tangan Jepang.

Fatmawati pun harus meminta bantuan Shimizu, orang yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan Jepang-Indonesia.

Shimizu lalu mengusahakannya lewat seorang pembesar Jepang, yang mengepalai gudang di Pintu Air di depan eks Bioskop Capitol.

Dengan susah payah Fatmawati akhirnya mendapatkan bahan kain itu dan menjahitnya.

“Bendera itulah yang berkibar di Pegangsaan Timur saat proklamasi kemerdekaan Indonesia,” kata perempuan pertama yang menjadi Menko di Indonesia ini.

Fatmawati menghabiskan waktunya untuk menjahit bendera itu dalam kondisi fisik yang cukup rentan.

Baca Juga:  Puan Ucapkan Selamat untuk Jabar Juara Umum PON Papua

Pasalnya, Fatmawati saat itu sedang hamil tua dan sudah waktunya untuk melahirkan putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

Fatmawati menjahit bendera itu secara berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan hanya dengan tangan saja.

Sebab dokter melarang ia menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit.

Tak jarang, Fatmawati menitikkan air mata kala menjahit bendera itu.

Namun, Fatmawati tak berhenti menjahit bendera itu hingga rampung karena meyakini Indonesia akan segera merdeka dalam waktu dekat.

“Bagi saya, Ibu Fatmawati adalah sosok yang mempunyai visi dan pandangan jauh ke depan. Atas jasa Beliau, kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka merah putih yang dijahit dengan tangan Beliau sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka,” kata Puan. (NR)

Share :

Baca Juga

Nasional

Terkait Pemberitaan Ambruknya Bendungan Ameroro, Kementerian PUPR BWS Sulawesi IV Kendari Berikan Klarifikasi

Kabupaten/Kota

Kodim 1417/Kendari Laksanakan Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam Jajaran Korem 143/HaluOleo

Desa / Kelurahan

Pererat Hubungan Kekeluargaan, Babinsa Komsos Di Rumah Warga Binaaan

Desa / Kelurahan

Dalam Rangka Mendukung Operasional Tugas Sehari-Hari, Kodim 1417/Kendari Gelar Pemeriksaan Kendaraan Dinas

Bogor Kota

Bertemu PM Malaysia, Presiden Jokowi Dorong Penyelesaian MoU Perlindungan TKI dan Negosiasi Batas Negara

Banjarmasin

Presiden Joko Widodo Minta Percepatan Vaksinasi di Provinsi Kalimantan Selatan

Sekretariat Kepresidenan

Presiden Jokowi Tinjau Kegiatan Pembelajaran di SMKN 2 Kabupaten Bengkulu Tengah

Nasional

Seharian Keliling IKN, Puan Ingin “Nusantara” Jadi Wajah Kemajuan Indonesia
Lewat ke baris perkakas