JURNALISWARGA.id | KONAWE SELATAN – Kampus adalah tempat berkumpulnya mahasiswa belajar dan mengali ilmu pengetahuan dalam dasar profesi studi yg di landasi dari Epistemologi yang membentuk karakter dan jiwa pada mahasiswa akan tetapi belajar di sekelas kampus tidaklah cukup untuk membangun karakter intelektual mau pun jiwa kritis dalam problematika bangsa, maka dengan adanya kelembagaan mahasiswa akan membentuk wadah pembinaan intelektual pada karakter mahasiswa yg dulunya pro dalam pembelajaran mahasiswa disitulah akan ada perubahan sistem karakter dalam diri mahasiswa terlepas dari konsep kurikulum pendidikan kampus maka akan disebut Organisasi Kemahasiswaan antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi pengkaderan dan perjuangan yg berlandaskan Syariat Islam yg telah turun mewarnai dinamika perjuangan dalam sinergi membangun di Sulawesi Tenggara dan sejak berdirinya HMI ini sangat berperan penting dalam pengawasan kinerja legislatif maupun eksekutif dalam menjaga hak-hak masyarakat dari permainan koruptor yg sampai hari ini masih menjadi buah bibir masyarakat dalam tata kelola sumber keuangan negara.
Tidak bisa dibandingkan HMI dengan usianya yg sudah tidak muda telah mencetak jantung-jantung HMI dalam Kaderisasi Kepemimpinan dan memiliki kompeten besar dalam Negara mau pun Rakyat dan menjadikan dasar kepemimpinan untuk berkontribusi dalam negara dan bangsa. Pengkaderan adalah Dasar dari bagian pembinaan intelektual dalam wawasan sosial untuk mengembangkan resolusi peradaban dalam bangsa Indonesia, tak hanya berbicara dalam teori akan tetapi ekspetasi dalam pola pikir mahasiswa yg kritik. Pengkaderan tidak hanya sekedar forum akan tetapi merupakan titik final dalam membangun pemikiran-pemikiran Epistemologi Islam maupun narasi-narasi pengembangan kualitas sosial dalam bermasyarakat dan merupakan sebuah proses pengembangan narasi yang sistematis.
HMI juga tidak hanya Memandang pengkaderan ajang panggung akan tetapi memiliki kompeten dalam membangun puncak kejayaan Islam atas terwujudnya insan cita dalam tatanan masyarakat yg di ridhoi Allah SWT dan sebagainya yg di harapkan Komisariat Bulan Sabit. Dan disamping itu pengkaderan merupakan sebuah transfer intelektual dan wawasan kebangsaan, pembinaan dehumanisasi dalam diri manusia maupun humanis kader dan akan pula melahirkan generasi muda yg mengimplementasikan ide-ide dan gagasan dalam diri kader HMI sebagai wujud perjuangan dan tanggung jawab moral yg diembankan kepada setiap Manusia atau Khalifah di muka bumi ini terkhususnya Konawe Selatan.
Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada Maret 2019 lalu memotret sekelumit masalah pendidikan Indonesia. Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. PISA merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dan dibagi menjadi tiga poin utama, yaitu Literasi, Matematika, dan Sains.
Hasil pada tahun 2018 mengukur kemampuan 600 ribu anak berusia 15 tahun dari 79 negara beberapa waktu lalu. The Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mengumumkan hasil Programme for International Student Assesment (PISA) 2018. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perolehan peringkat Indonesia tidak memuaskan sehingga menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia memiliki pengurangan jumlah peningkatan aspek pendidikan sehingga HMI berupaya mendorong pemuda Sulawesi Tenggara dalam peningkatan pendidikan untuk melakukan pembinaan dalam membangun mahasiswa yg cerdas.
Dan bentuk harapan kami di sebuah Wilayah Kabupaten Konawe Selatan yg merupakan salah satu lumbung nya para aktivis akan tetapi kurangnya generasi penerus Konawe Selatan dalam hal pendidikan mau pun sinergi dalam pengetahuan.
Oleh : Indra Dapa Ketua Umum HMI MPO Komisariat Bulan Sabit Universitas Muhammadiyah Kendari.
Reporter/Editor : Muhammad Irwansyah.